Sabtu, 03 Maret 2012

Wisata Pura di Gianyar

My Blog - Gianyar merupakan 1 dari 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali, Indonesia.  Berikut adalah wisata Pura di Gianyar.

1. Pura Tirta Empul



Tirta Empul adalah sebuah pura yang terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya tepat di sebelah Istana Presiden di Tampak Siring yang dulu dibangun oleh presiden Soekarno. Pura Tirta Empul terkenal karena terdapat sumber air yang hingga kini dijadikan air suci untuk melukat oleh masyarakat dari seluruh pelosok Bali, tak jarang wisatawan yang berkunjung pun tertarik untuk ikut melukat.

2. Pura Gunung Kawi



Pura ini merupakan Pura Padharman dari Raja Udayana. Artinya, pura ini untuk menstanakan roh suci atau Dewa Pitara keluarga Raja Udayana. Pura ini disebut Gunung Kawi karena yang dikawi atau yang diukir adalah lereng gunung di Sungai Pakerisan. Konon yang mengukir lereng bukit Sungai Pakerisan itu menjadi candi adalah Kebo Iwa, patih sekaligus tokoh ahli bangunan atau arsitek pada zaman pemerintahan keluarga Raja Udayana. Kebo Iwa membuat ukiran candi sampai menjadi Pura Gunung Kawi dengan menggunakan kukunya. Raja Udayana adalah raja dari Wamsa Warmadewa. Raja ini memerintah Bali bersama dengan permaisurinya bernama Mahendradata dengan gelar Gunapriya Dharma Patni yang berasal dari Jawa Timur. Sejak pemerintahan suami-istri pada abad XI ini prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja di Bali tidak lagi hanya menggunakan bahasa Bali, tetapi sudah menggunakan bahasa Jawa Kuno. Ini artinya pengaruh Hindu Jawa telah masuk ke Bali. Kesusastraan Hindu Jawa pun mulai semakin kuat mempengaruhi kesusastraan Bali. 

3. Pura Goa Gajah 


Pura Goa Gajah salah satu obyek wisata di bali, terletak di Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, merupakan pusat Kerajaan Bali Kuna, dan salah satu situs peninggalan sejarah di bumi nusantara, Goa Gajah lebih tepat disebut pura, namun karena berbentuk goa, maka dinamai Goa Gajah. Jaraknya dari Denpasar Kurang lebih 26 Km. Disana ada kios-kios kesenian dan Rumah makan.
Pura ini di lingkupi oleh persawahan dengan keindahan ngarai sungai Petanu, sangat mudah dicapai karena ada pada jalur berada pada jalur wisata Denpasar – Tampaksiring – Danau Batur – Kintamani.

4. Pura Gaduh.

 














Terletak di Jalan Kebo Iwa (dahulu Jalan Raya Kebon), Ds.Blahbatuh, Kec.Blahbatuh, Gianyar. Tak seperti namanya Pura Gaduh yang berarti ramai, riang, jauh dari kesan sunyi, pura ini sebenarnya berada di kawasan Bali yang tenang dan hening meskipun keberadaannya tepat ada di sisi jalan utama. Pura Gaduh ini merupakan tempat ibadat warisan nenek moyang yang sampai kapanpun patut dilestarikan keberadaannya. Dalam setiap pura tentu tersimpan benda-benda bersejarah seperti arca, pelinggih, juga tentunya bangunan. Pura ini merupakan peninggalan dari patih Kebo Iwa.Didalam pura terdapat arca kepala Kebo Iwa. Belum ada kepastian tentang kapan dibuatnya pura ini, namun konon katanya Pura Gaduh merupakan tempat suci peninggalan Raja Patih Sri Jayakatong yang memerintah sejak Tahun Saka 1214-1302 M. Kemudian diteruskan oleh Raja Bali lainnya yaitu:  Sri Jayasunu, Sri Masula-Masuli, Sri Antasura Ratna Bumi Banten dan keturunan Sri Karang Buncing yang ada saat ini.

5. Pura Masceti



Sebuah Pura besar berada ditepian utara Pantai Masceti, itulah Pura Masceti yang tepatnya terletak di Desa Medahan, Kelurahan Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Berjarak kira-kira 5 km dari Kota Gianyar.
Pura Masceti merupakan Pura Khayangan Jagat. Pura ini dikenal sebagai tempat pemujaan bagi Batara Wisnu dan sebagai tempat mencari kesaktian serta ilmu pengobatan bagi para balian. Pura ini sering didatangi umat Hindu di Bali untuk mencari ketenangan jiiwa. Pura tua ini ramai sekali dikunjungi disaat hari suci umat Hindu seperti setiap Purnama, Tilem, Siwaratri dan Piodalan.

6. Pura Penataran Sasih



Pura Penataran Sasih merupakan salah satu pura yang memiliki jejak sejarah yang sangat panjang. Pura kahyangan jagat yang terletak di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Tampaksiring, Gianyar ini juga lebih banyak diketahui dari berbagai mitos yang ada. Salah satunya adalah ''bulan Pejeng'' di Pura Penataran Sasih. Nekara perunggu berukuran 186,5 cm ini ada yang dikaitkan dengan Kebo Iwa, seorang Mahapatih Kerajaan Bali Kuno sebagai subang (anting-anting), yang konon dikalahkan oleh Gajah Mada dengan taktik licik guna menguasai Bali. Selain itu, keberadaan nekara perunggu tersebut dikaitkan dengan mitos keberadaan ''bulan Pejeng'' tersebut dengan kisah kencing maling meguna.

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar disini