Rabu, 02 Mei 2012

Tari Satya Brastha

 

My Blog - Dalam kesempatan hari ini, saya akan membuat artikel tentang Tari Satya Brastha.

Tari Satya Brasta adalah taru kreasi yang dibawakan oleh sekelompok penari pria yang menceritakan  tentang kepahlawan Gatotkaca dengan peperangan antara gatotkaca dengan karna yang diakhiri dengan gugurnya gatotkaca oleh senjata Konta Wijayakusuma. Dengan pencipta i I Nyoman Cerita, SST, MA pada tahun 1989.

Tarian lepas angkatan terbaru belakangan ini ikut juga unjuk kiprah bersama-sama tari-tarian kreasi terdahulu yang kini sering mengisi kokosongan panggung pertunjukan yang ditinggalkan oleh Drama Gong dan Arja yang dulu sempat menjadi seni pertunjukan primadona masyarakat. Pementasan tarian lepas itu umumnya bersifat ngayah dalam konteks upacara keagamaan seperti pada pementasan malam itu adalah sajian balih-balihan dalam rangka suatu tonggak upacara agama penting di pura banjar tersebut. Para penari dan grup penabuh, tampil secara tulus tanpa menuntut imbalan apa pun. gampang untuk dimengerti

Perkembangan Tari Satya Brasta
Sejak zaman dahulu I Nyoman Cerita dikenal sebagi pencipta tari kreasi baru pada tahun 1989 pasa adnya Tari Satya Brata, perkembangan tarinya sampai saat ini sangat berkembang sangat pesat tetapi tidak sampai mengubah dari segi stuktur bentuk tarian tersebut. Tarian lepas angkatan terbaru belakangan ini ikut juga unjuk kiprah bersama-sama tari-tarian kreasi terdahulu yang kini sering mengisi kokosongan panggung pertunjukan yang ditinggalkan oleh Drama Gong dan Arja yang dulu sempat menjadi seni pertunjukan primadona masyarakat. Pementasan tarian lepas itu umumnya bersifat ngayah dalam konteks upacara keagamaan seperti pada pementasan malam itu adalah sajian balih-balihan dalam rangka suatu tonggak upacara agama penting di pura banjar tersebut. Para penari dan grup penabuh, tampil secara tulus tanpa menuntut imbalan apa pun. gampang untuk dimengerti
Salah satu pekembangan tari Satya Brasta dapat dilihat dari sering munculnya atau ditampilkan di dalam suatu pertujukan. Sehingga tari kreasi baru ini tidak pernah luput dari perhatian masyarakat karena masyarakatlah yang menilai baik-buruknya suatu pertunjukan tersebut dan dapat mempunyai asumsi bahwa tarian ini harus dikembangkan lagi supaya dikenal oleh masyakat diluar bukan hanya dari masyarakat di Bali saja. Pengetahuan itu harus ditanamkan kepada generasi muda yang mendatang khusunya yang mempunyai bakat didalam seni tari.
Perkembangan tari Satya Brasta dapat didukung oleh sektor pariwisata karena periwisata meupakan salah satu cara untuk mempekenalkan bentuk taian ini kepada wisatawan yang berlibur di Bali. Biasanya tarian dipertunjukan di hotel atau restorant yang menyediakan fasilitas unutuk kesenian. Maka dari itu seni tari khususnya di dalam seni tari Satya Brasta tidak bisa punah ataupun hilang karena masyarakat zaman sekarang sudah berani untuk menjaga kembali hasil kebudayaan kesenian Bali.


Struktur Tari Satya Brasta
Struktur tari Satya Brasta ini tersusun sebagai berikut :
Dari Segi Gerak
Rangkaian geraknya secara singkat yaitu :
Pertama-tama keluar tiga orang penari dengan membawa tedung  (pajeng Bali), 3 orang penari keluar dengan langkah lebar-lebar dan kompak menghadap ke pojok depan stage dengan tekanan dan tanjekan mereka memulai gerakan angkat kaki kecil-kecil dengan bergiliran dan diselingi gerakan atau langkah kaki silang seperti orang berjalan dengan gerakan cepat. Dengan perpindahan komposisi lurus ke samping atau berjejer  mereka melakukan gerkan memutar tedung (pajeng Bali) tersebut, disana mereka menyembunyikan diri dibalik tedung (pajeng Bali) dengan memainkan property yang berbentuk anak panah tetapi pendek dengan menggambarkan naga yang biasanya disebut dengan konta. Disana yang kelihatan hanyalah tangan yang memegang property tersebut, kemudian bangun dengan gerakan kompak dan selanjutnya mengambil tedung dengan gerakan tangan memutar tedung (pajeng Bali) dan disana datanglah 3 orang lagi membawa kipas. Mereka yang membawa kipas melakukan gerakan malpal dengan langkah lebar dan kompak.  Yang membawa tedung (pajeng Bali) sama namun mereka hanya beda membawakan dan memainkan propertinya dengan variasi membuka kipas bagi yang membawa property kipas sedangkan yang membawa tedung (pajeng Bali) merentangkannya ke depan dan memutarkannya kemudian berjalan ke belakang dengan langkah penari untuk menaruh property tedung (pajeng Bali) dan kipasnya dibuka di depan tedung (pajeng Bali). Kemudian membuat komposisi satu orang memimpin di depan, dua orang di belakangnya, tiga orang lagi paling belakang. Disini juga melakukan gerakan kompak seperti gerakan duduk dengan satu kaki yaitu setengah jongkok, gerakan kompak seperti kipekan dengan ekspresi dan mata menatap tajam (nelik), gerakan langkah kaki mundur dengan kompak.  Kemudian dilanjutkan dengan adegan pembagian peran, dengan posisi 2 orang di depan melakukan gerakan bercakap dalam tari seperti nuding dan 4 orang berjejer di belakang duduk dengan gerakan kompak dan lambat seperti orang yang mendengarkan percakapan 2 orang yang di depan. Kemudian membuat posisi kereta berkuda dengan satu orang menjadi kuda, 2 orang memegang tedung (pajeng Bali) yaitu sebagai roda, satu orang memegang kipas dan tedung (pajeng Bali), satu orang memegang 2 kipas yang dibuka sebagai pintu kereta, satu orang sebagai tokoh dalam tari. Kemudian gerakan perang yang sudah tertata oleh pencipta tari. Dari synopsis tarinya dengan ending salah satu penari berada di depan untuk mengambil ancang-ancang dengan gerakan improvisasi dan melempar anak panah (konta) , dua orang membawa tedung (pajeng Bali) dan menghadapkannya ke depan dan memutarkannya. Satu orang membawa tedung (pajeng Bali) dengan posisi payung ditutup , satu orang sebagai tumpuan, satu orang sebagai tokoh yang berada di atas tumpuan yang akan kalah dalam cerita tari itu (dipanah).
-  Dalam tarian ini banyak terdapat gerakan kreasi baru yang kompak dan pengulangannya.
- Dalam gerakan transisi, perpindahan posisi 1 ke posisi yang lain menggunakan gerakan jalan dengan langkah lkebar dan gagah, dan gerakan nyrihsihg
- dalam tari ini banyak menggunakan komposisi dan trik dari property
- dalam tari ini ada gerakan improvisasi karena adanya penokohan dan perwatkana yang berbeda yang sudah ditata oleh pencipta tari
- yang menjadi cirri dari tari ini adalah adegan terjkahir klahnya gatotokaca oleh senajata Konta Wjayakusuma.
\- Gerakan tarinya sangat gagah dan berwibawa
  • Gerak tarinya sangat energik dan kebanyakan tempo cepat kecuali pada waktu pengadeng
Dari Segi Penari
Jumlah penari berjumlah 6 orang, yang berjenis kelamin laki-laki (dewasa) .
  • 3 Iringan
  •  Dari Segi Pendukung.
  • Kostum yang digunakan :
    • Celana biru
    • Saput pink
    • Lamak/kancut depan dengan 3 warna yaitu kuning, pink dan biru
    • Sabuk kain
    • Baju variasi yang hanya menutup bagian dada, bahu, punggung.
    • Badong
    • Gelangkana tangan dan gelangkana kaki
    • Udeng Kain
    • Ampok-Ampok
    • Wig (rambut palsu)
    • Properti :
      • Kipas putih sedang
      • Tedung (pajeng Bali)  yang berwarna biru
      • Panah kecil yang bergambarkan naga (dililit) yang disebut dengan konta
      • Hiasan panggung sangat sederhana yaitu di depan candi bentar (pintu masuk) keluar masuk penari ada 2 tedung (pajeng Bali) berwarna merah dan diikat dengan selendang putih. Ada 2 buah tugu yag diisi kain poleng (hitam , putih).
      • Musik Iringan :
Memakai Gambelan gong kebyar
Pepeson : musik keras teratur.
Pengawak : musik sedang
Pesiat : musik keras.

Sumber (http://blog.isi-dps.ac.id/adimahardika/tari-satya-brasta)

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar disini